Oleh: Abdul Holik, MA
Sebagai elemen yang sering kali dipandang sebagai “lawannya” pemerintah, oposisi dalam sistem demokrasi memegang peran yang sangat vital. Di Indonesia, kita sering mendengar kritik terhadap oposisi yang cenderung “mencari-cari kesalahan” tanpa memberikan solusi. Tetapi, di balik kritik tajam itu, sesungguhnya oposisi memiliki fungsi yang jauh lebih besar dan berharga, yakni sebagai pengawasan yang memastikan jalannya pemerintahan tetap sesuai dengan harapan rakyat.
Peran oposisi adalah untuk menjadi penjaga agar kekuasaan tidak disalahgunakan. Dalam konteks pemerintahan Indonesia, di mana politik sering kali penuh dengan kepentingan pragmatis, oposisi berfungsi sebagai pengingat bahwa setiap kebijakan yang diambil pemerintah harus diuji dengan hati-hati. Pemerintah yang tidak diawasi bisa saja terjerumus dalam keputusan-keputusan yang tidak berpihak pada rakyat atau bahkan merugikan kepentingan umum.
Kritik yang dilontarkan oposisi bukanlah sesuatu yang harus dianggap sebagai serangan, tetapi sebagai bentuk pertanggungjawaban terhadap rakyat. Ketika kebijakan pemerintah kurang jelas atau berpotensi merugikan, oposisi lah yang pertama kali memberikan peringatan. Ini adalah fungsi vital yang tidak bisa diabaikan dalam sistem demokrasi. Dengan memberikan kritik yang tajam namun konstruktif, oposisi membantu membuka ruang untuk diskusi lebih luas, di mana kebijakan dapat diperbaiki dan disempurnakan.
Namun, di sisi lain, oposisi harus berhati-hati agar kritik yang diberikan tidak hanya menjadi agenda politik semata. Politik harus diletakkan pada tujuan bersama, yakni kemajuan negara dan kesejahteraan rakyat. Ketika oposisi hanya mengandalkan retorika dan tidak memberikan alternatif solusi, kritik mereka akan terkesan sebagai aksi sabotase yang merugikan masyarakat. Oleh karena itu, oposisi juga harus mampu memberikan solusi yang realistis dan dapat diterima untuk memperbaiki kebijakan yang dianggap keliru.
Sebagai negara demokratis, Indonesia membutuhkan oposisi yang konstruktif dan siap bekerja sama dalam bingkai kepentingan nasional. Kita tidak bisa berharap pemerintah akan selalu benar, dan di sini lah oposisi memiliki peran untuk mengoreksi dan memberikan jalan bagi perbaikan. Tanpa oposisi yang sehat, sebuah negara akan kehilangan arah dan menjadi negara yang dikuasai oleh kekuasaan tanpa kontrol.